Sabtu sore saya masih berkutat di depan laptop. Bukan untuk mengerjakan tugas atau proyek. Saya baru saja utak-atik blog pribadi saya yang kini berjumlah 3 blog. Saya juga sekarang bingung kenapa punya blog ko banyak-banyak. Saya ini bukan penulis blog canggih macam Amril Taufik Gobel atau Raditya Dika yang tersohor karena tulisan-tulisannya di web pribadinya. Saya hanya sedang mencoba berlatih untuk menceritakan apa yang saya lihat, saya dengar, saya alami, dan saya rasakan dalam sebuah tulisan.
Tujuan saya sebenarnya tak terlalu muluk-muluk. Hanya mencoba menumpahkan gagasan atau perasaan yang saat itu sekelebat muncul di otak dan hati saya. Saya ini orangnya pelupa, jadi saya mencoba melatih ingatan saya dengan menulis. Sebenarnya sudah sejak zaman kuliah dulu saya mencoba belajar menulis. Saya iseng-iseng membuat akun multiply. Itu pertama kali saya menulis. Sekarang saya mencoba membuat di blogspot. Eh, saya jadi terinspirasi lagi untuk belajar travel writing, gara-garanya saya melihat hifatlobrain.net. Sebuah blog milik Ayos Purwoaji. Sekarang ada 2 blog yang berdomain blogspot. Sebenernya banyak juga yang sudah saya tulis. Tapi mandeg di tengah atau setelah di baca, tidak layak posting. Akhirnya tulisannya hanya sekedar untuk catatan saya saja. Lama-kelamaan saya jadi bermimpi, semoga saja tulisan saya bisa juga tayang entah di Majalah, koran, atau media elektronik pun tak apa.
Mungkin memang tulisan dengan ulasan yang mendalam dan ditulis dengan rangkaian kata yang apik akan menggugah orang lain. Misalnya, salah satu buku yang membuat saya terkesima adalah, kumpulan tulisan Norman Edwin Sang Sahabat Alam, yang di kliping menjadi satu buku apik oleh Rudy Badil. Tulisannya sederhana, namun detail pengalaman dan perjalanan beliau menjadi karakter kuat, sehingga pembaca seperti saya menjadi penasaran untuk terus membacanya sampai kahatam. Atau buku-buku tentang pergerakan karya Sayid Qutb. Keluasan ilmu beliau yang diramu apik dalam sebuah tulisan, menjadi bacaan yang menggugah hati untuk bergerak. Lain lagi dengan tulisan-tulisan dalam blog. Coba tengok ndorokakung.com. Pak Wicaksono mengobral sebuah pendapat pribadi dengan permainan kata yang unik, kadang-kadang saya tak tahu artinya. Terkadang pula muncul guyonan-guyonan cerdas. Tapi disinilah letak eksostisnya. Atau mungkin blog dan ebook-ebook travelingnya Ayos di hifatlobrain. Disana kematangan tulisan yang sebagian besar pengalaman perjalanan pribadi si penulis plus foto-foto yang apik, menyuguhkan kesan fresh bagi mata. Masing-masing tulisan mempunyai gaya
Kembali lagi ke tulisan-tulisan saya. Seringkali ditengah jalan tulisan saya mandeg dan kemudian stuck berhenti ide sama sekali. Emosi rasanya. Biasanya kalau sudah gini, sesekali nyuri-nyuri pandang ke tulisan-tulisan orang lain, atau blogwalking. Kadang langsung dapet ide lagi atau malah tambah mandeg atau malah muncul ide tulisan yang baru. Menulis memang sesuai selera hati. Untuk gaya menulis, kalau saya sih tergantung kepinginnya saya. Kadang mendayu-dayu, atau menulis pengalaman pribadi, atau menceritakan tokoh, atau menulis tentang gagasan-gagasan, atau curhat. Bagi saya, sekarang bagaimana bisa mengubah ide atau rasa dalam bentuk kalimat paragraf yang bisa dibaca. Urusan selera, enak atau tidak itu nanti saja. Yang penting saya lakoni dulu tangga pertama ini. Mudah-mudahan ke depan saya bisa belajar lebih banyak untuk merangkai kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf.